TEORI KRITIS
Teori kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frank furter Schule). Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat “eine Kritische Theorie der Gessel schaft”. Teori ini mau mencoba memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tapi juga sekaligus melampaui bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan beberapa tema pokok Marx dan menghadapi masalah masyarakat industri maju secara baru dan kreatif.
Yang merupakan ciri khas Teori Kritis adalah bahwa teori ini berbeda dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Pendekatan Teori Kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Teori Kritis pada titik tertentu memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah. Pada dasarnya, Teori Kritis mau menjadi praktis.
Yang merupakan ciri khas Teori Kritis adalah bahwa teori ini berbeda dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Pendekatan Teori Kritis tidak bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Teori Kritis pada titik tertentu memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah. Pada dasarnya, Teori Kritis mau menjadi praktis.
Perbedaan Teori Kant, Hegel dan Adorno
Immanuel Kant
Filsafat Kritis yang yang dipelopori oleh Immanuel Kant. Kant mengembangkan pendapatnya yaitu “ das ding an sich “ yang menyatakan bahwa manusia sebagai subjek tidak dapat menangkap realitas sebenarnya dari suatu objek. Kant berusaha menganalisa syarat-syarat, serta batas-batas kemampuan rasional dalam dimensi-dimensinya yang murni dan praktis-etis. Dengan demikian maka kritik ala Kant ini dijalankan menggunakan prinsip-prinsip rasio secara transenden dan immanen. Teori Kant ini merupakan suatu teori yang berusaha untuk menjembatani 2 paham yang besar yang sebelumnya bertentangan yaitu antara rasionalisme dan empirisme. Kant menyatakan bahwa sebenarnya yang ditangkap oleh manusia terhadap suatu objek hanyalah suatu fenomena - yang bukan sebenarnya - dari realitas objek tersebut yang disebut Kant sebagai noumena. Fenomena ini merupakan penampakan dari noumena. Penampakan ini menurut Kant sudah dipengaruhi ruang dan waktu serta kualitas dan kuantitasnya. Hal ini menurut Kant sangat bergantung dari persepsi yang terdapat dalam pikiran manusia tersebut dan manusia tersebut dalam membuat persepsinya sangat dipengaruhi oleh kategori-kategori dalam menilai suatu objek yang dipersepsikan itu. Kategori inilah yang di dalam teori Kant disebut dengan kategoris imperatif. Kategoris imperatif adalah suatu keharusan dan kewajiban di dalam diri manusia yang dikaitkan dengan ide-ide metafisik tertentu.
Hegel dan Marx
Hegel mencoba mengkritik pemikiran Kant. Dia berpendapat bahwa Kant dalam meletakkan rasio kritisnya tidak mengenal waktu, netral, dan ahistoris. Dia juga berpendapat bahwa rasio menjadi kritis apabila ia menyadari asal-usul pembentukannya sendiri. Rasio menjadi kritis apabila dihadapkan dengan suatu rintangan. Lewat proses ini rasio melangkah menjadi lebih tinggi (aufgebeung). Proses inilah yang digambarkan hegel dengan model dialektikanya. Proses ini menurut Hegel mementingkan adanya kontradiksi antar unsur. Unsur ini harus dinegasikan satu dengan yang lain untuk menghasilkan unsur yang lebih baik. Dengan kata lain, rasio kritis menurut Hegel adalah rasio yang sudah melalui refleksi atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi-kontradiksi yang menghambat proses pembentukannya. Dalam teori ini Hegel sebagai tokoh idealisme dialektis, menyimpulkan bahwa pertentangan antara tesis dan anti-tesis akan menghasilkan sebuah sintesis yang semakin lama apabila terus dipertentangkan akan menjadi sebuah kebenaran absolut.
Adorno
Adorno menjadikan teori kritis yang di populerkan tersebut sebagai dasar pemikiran lalu ia rekonstruksi melalui perspektif yang kontemporer.
Adorno menyebutkan bahwa prinsip-prinsip dari teori kritis mempunyai ciri khas. Bahwa teori kritis tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Bisa juga dikatakan pendekatan teori kritis tak bersifat kontemplatif ( merenung / memandang ) atau spekulatif ( melampaui batas ) murni. Kontemplatif adalah cara hidup yang mengutamakan kehidupan penuh ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga dapat berdoa dan bersemadi dengan lebih mudah, dia mengkritik berbagai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran dan penindasan, khususnya yang berkenaan dengan Perang Dunia 2 dan kekejaman Nazi ( Adolf Hitler ) Adorno keberatan dengan filsafat sistematis dan meragukan apakah pemikiran yang sebenarnya dapat transparan. Hal ini berasal dari keberatannya terhadap berpikir metodologis. Filsafat sistematis dan pemikiran metodologis, menurutnya memiliki kecenderungan untuk sampai pada kesimpulan yang hanya mengkonfirmasi asumsi yang terkandung dalam premis-premisnya. Dan adorno memahami permasalahan sesuai dengan kebutuhan jamannya dia mengambil posisi membuat perspektif ganda menuju arah rekonsiliasi antara pandangan yang berlawanan antara kapitalis dan sosialis sebagai pergeseran paradigma parsial ke paradigma global
Filsafat Kritis yang yang dipelopori oleh Immanuel Kant. Kant mengembangkan pendapatnya yaitu “ das ding an sich “ yang menyatakan bahwa manusia sebagai subjek tidak dapat menangkap realitas sebenarnya dari suatu objek. Kant berusaha menganalisa syarat-syarat, serta batas-batas kemampuan rasional dalam dimensi-dimensinya yang murni dan praktis-etis. Dengan demikian maka kritik ala Kant ini dijalankan menggunakan prinsip-prinsip rasio secara transenden dan immanen. Teori Kant ini merupakan suatu teori yang berusaha untuk menjembatani 2 paham yang besar yang sebelumnya bertentangan yaitu antara rasionalisme dan empirisme. Kant menyatakan bahwa sebenarnya yang ditangkap oleh manusia terhadap suatu objek hanyalah suatu fenomena - yang bukan sebenarnya - dari realitas objek tersebut yang disebut Kant sebagai noumena. Fenomena ini merupakan penampakan dari noumena. Penampakan ini menurut Kant sudah dipengaruhi ruang dan waktu serta kualitas dan kuantitasnya. Hal ini menurut Kant sangat bergantung dari persepsi yang terdapat dalam pikiran manusia tersebut dan manusia tersebut dalam membuat persepsinya sangat dipengaruhi oleh kategori-kategori dalam menilai suatu objek yang dipersepsikan itu. Kategori inilah yang di dalam teori Kant disebut dengan kategoris imperatif. Kategoris imperatif adalah suatu keharusan dan kewajiban di dalam diri manusia yang dikaitkan dengan ide-ide metafisik tertentu.
Hegel dan Marx
Hegel mencoba mengkritik pemikiran Kant. Dia berpendapat bahwa Kant dalam meletakkan rasio kritisnya tidak mengenal waktu, netral, dan ahistoris. Dia juga berpendapat bahwa rasio menjadi kritis apabila ia menyadari asal-usul pembentukannya sendiri. Rasio menjadi kritis apabila dihadapkan dengan suatu rintangan. Lewat proses ini rasio melangkah menjadi lebih tinggi (aufgebeung). Proses inilah yang digambarkan hegel dengan model dialektikanya. Proses ini menurut Hegel mementingkan adanya kontradiksi antar unsur. Unsur ini harus dinegasikan satu dengan yang lain untuk menghasilkan unsur yang lebih baik. Dengan kata lain, rasio kritis menurut Hegel adalah rasio yang sudah melalui refleksi atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi-kontradiksi yang menghambat proses pembentukannya. Dalam teori ini Hegel sebagai tokoh idealisme dialektis, menyimpulkan bahwa pertentangan antara tesis dan anti-tesis akan menghasilkan sebuah sintesis yang semakin lama apabila terus dipertentangkan akan menjadi sebuah kebenaran absolut.
Adorno
Adorno menjadikan teori kritis yang di populerkan tersebut sebagai dasar pemikiran lalu ia rekonstruksi melalui perspektif yang kontemporer.
Adorno menyebutkan bahwa prinsip-prinsip dari teori kritis mempunyai ciri khas. Bahwa teori kritis tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Bisa juga dikatakan pendekatan teori kritis tak bersifat kontemplatif ( merenung / memandang ) atau spekulatif ( melampaui batas ) murni. Kontemplatif adalah cara hidup yang mengutamakan kehidupan penuh ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga dapat berdoa dan bersemadi dengan lebih mudah, dia mengkritik berbagai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran dan penindasan, khususnya yang berkenaan dengan Perang Dunia 2 dan kekejaman Nazi ( Adolf Hitler ) Adorno keberatan dengan filsafat sistematis dan meragukan apakah pemikiran yang sebenarnya dapat transparan. Hal ini berasal dari keberatannya terhadap berpikir metodologis. Filsafat sistematis dan pemikiran metodologis, menurutnya memiliki kecenderungan untuk sampai pada kesimpulan yang hanya mengkonfirmasi asumsi yang terkandung dalam premis-premisnya. Dan adorno memahami permasalahan sesuai dengan kebutuhan jamannya dia mengambil posisi membuat perspektif ganda menuju arah rekonsiliasi antara pandangan yang berlawanan antara kapitalis dan sosialis sebagai pergeseran paradigma parsial ke paradigma global
TEORI ESTETIKA
1. Estetika Adorno berhutang budi pada pemikiran materialisme
historis Karl Marx, terutama kemampuan kritisnya untuk “mengubah dunia dan
bukan hanya menafsirkan dunia.” Estetika Adorno termasuk dalam Estetika Mazhab
Frankfurt (Jerman) yg bercirikan “kritis emansipatoris.” Estetika kritis versi
Adorno mempertanyakan asumsi-asumsi dasar Estetika yg selama ini (2000 tahun)
menganggap peran subjek dan nilai karya seni itu “ahistoris, lepas dari
sejarah, budaya, politik, hukum, ekonomi, agama”
2. Teori estetika Adorno tidak hanya musicologiste dan kritik sastra, tetapi juga epistemologists dan aestheticians. Kekhasan estetika Adorno terletak pada kritiknya terhadap budaya industry dan budaya massa yang menjadi pandangan umum di benua Eropa di awal abad ke-19 s/d pertengahan abad ke-20. Estetika Adorno berkutat mempertanyakan kondisi2 yg memungkinkan karya seni tertentu lahir dan tumbuh dalam periode sejarah tertentu, misalnya, dalam periode sejarah Barat di era industri. Nilai karya seni dan apresiasi/penilaian atasnya tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan soal kondisi2 materialis, budaya, ekonomi, politik, apa yang melandasi terciptanya karya seni tsb; karya seni elitis (contoh: musik klasik) diciptakan dan dilestarikan dalam konteks budaya borjuis, sementara karya seni yg disebut dgn Kitsch (tiruan murahan / KW) lahir dan berkembang sebagai perlawanan terhadap karya seni elitis tersebut, perlawanan yang didorong oleh munculnya budaya massal (produksi massal).
Contoh Kitsch :
2. Teori estetika Adorno tidak hanya musicologiste dan kritik sastra, tetapi juga epistemologists dan aestheticians. Kekhasan estetika Adorno terletak pada kritiknya terhadap budaya industry dan budaya massa yang menjadi pandangan umum di benua Eropa di awal abad ke-19 s/d pertengahan abad ke-20. Estetika Adorno berkutat mempertanyakan kondisi2 yg memungkinkan karya seni tertentu lahir dan tumbuh dalam periode sejarah tertentu, misalnya, dalam periode sejarah Barat di era industri. Nilai karya seni dan apresiasi/penilaian atasnya tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan soal kondisi2 materialis, budaya, ekonomi, politik, apa yang melandasi terciptanya karya seni tsb; karya seni elitis (contoh: musik klasik) diciptakan dan dilestarikan dalam konteks budaya borjuis, sementara karya seni yg disebut dgn Kitsch (tiruan murahan / KW) lahir dan berkembang sebagai perlawanan terhadap karya seni elitis tersebut, perlawanan yang didorong oleh munculnya budaya massal (produksi massal).
Contoh Kitsch :